Selasa, 03 April 2012

BAHASA JURNALISTIK dan KOMPOSISI Part 1

Hallo blogger. Lama tak posting tulisan. Kali ini saya men-share beberapa ilmu tentang penulisan dalam bidang jurnalistik.
Tak sengaja saya menemukan buku ini dirumah, diantara tumpukan buku agama dan hukum. Buku ini sangat menarik untuk dibaca. Saya sebetulnya kurang tahu kenapa buku seperti itu muncul pada rak buku dirumah saya karena tak ada keluarga saya yang menjadi wartawan kecuali saya yang pernah menjadi wartawan kampus selama satu tahun (2009_2010) dan mungkin calon wartawan nasional kali ya ahahaha, oh ya !! apa gara-gara ibu saya seorang guru Bahasa Indonesia??. Ahh benar-benar!!
Bahasa merupakan alat komunikasi. Seseorang mengerti apa yang dimaksudkan orang lain melalui bahasa. Dalam perkembangannya bahasa Indonesia mengalami evolusi. Jika kita membaca karya sastra lama, sebut saja roman tahun 1930-an seperti LAYAR TERKEMBANG karya STA banyak kata dan istilah yang tidak bisa digunakan pada jaman sekarang karena banyak mengalami perubahan dan pergeseran makna
Materi yang saya sajikan diambil dari sebuah buku karya Rosihan Anwar berjudul “BAHASA JURNALISTIK DAN KOMPOSISI” yang diterbitkan pada tahun 1979 oleh Departemen Penerangan RI.
Penemuan kata yang lazim digunakan sekarang juga dibahas. Banyak sekali ilmu yang dapat diperoleh. Penyampaian materi ini di buat per-bagian saja ya. Soalnya panjaaaaang banget nulisnya. Oh ya ini berupa ringkasan saja yang sangat bermanfaat, khususnya bagi wartawan.
Oke kita mulai saja yaaaaa, Chek This OUT !!!!

IKHTISAR BAHASA JURNALISTIK
Bahasa yang digunakan oleh wartawan dinamakan bahasa pers atau bahasa jurnalistik. Sifat nya adalah singkat, padat, sederhana, lancar, jelas lugas dan menarik.
 Gunakan kalimat pendek
 Gunakan bahasa yang mudah dipahami orang
 Gunakan bahasa sederhana dan jernih pengutarannya
 Gunakan bahasa tanpa kalimat majemuk
 Gunakan bahasa dengan kalimat aktif bukan pasif
 Gunakan bahasa positif bukan negatif



EKONOMI KATA

Bahasa yang ringkas dan pendek adalah bahasa yang lugas dan lazim
Berikut ini adalah pendapat dari para wartawan maupun filsuf, pujangga dan ilmuwan:
William Cullen Bryant
“Bersahajalah, jangan dibuat-buat, jujurlah dalam bicara dan dalam menulis, jangan sekali-kali pakai perkataan panjang apabila pendek sama-sama dapat dipakai”
M Wonohito Pemimpin Redaksi “Kedaulatan Rakyat”
“Bahasa yang dapat mencapai sebanyak mungkin pembaca nyatanya bukan bahasa yang aneh, bukan bahasa yang luar biasa, melainkan justru bahasa yang lumrah saja yaitu teratur, sopan, enak dibaca, tidak bikin pembaca pusing kepala”.

Cicero
“Keringkasan ialah daya tarik besar kefasihan lidah”.

Hosea Ballou
“keringkasan dan kepadatan isi adalah orang tua perbaikan”.

Gustave Flaubert
“Kalimay yang terbaik adalah kalimat yang terpendek”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar